Minggu, 15 November 2009

Mengenal Terapi Khelasi Untuk Pembuluh Darah,dr Sri Susidawati

                                              PEMBULUH  DARAH

Pembuluh darah memang memegang peranan penting bagi semua mekanisme yang terjadi di tubuh kita, karena fungsi utamanya dalam membawa oksigen dan asupan nutrisi ke seluruh tubuh, mengangkut sisa metabolisme sekaligus berperan penting dalam mekanisme imun tubuh.

 

Karena itu pula, bila pembuluh darah tersumbat oleh bermacam-macam timbunan zat berbahaya mulai dari lemak, nikotin, logam berat lain dan sebagainya, fungsi organ-organ tubuh pun akan terganggu, terutama jantung sebagai salah satu organ vital kita.

 

Tingginya kasus-kasus penyakit jantung koroner dan akibat fatal, kadang bahkan tanpa peringatan, yang disebabkannya membuat para ahli masih mencari tiap celah dari teknik-teknik pengobatan dan pencegahannya, baik yang kemudian timbul sebagai terapi medis maupun alternatif, namun juga datang dari penelitian ahli-ahli kesehatan.

 

Terapi khelasi, yang hingga sekarang masih digolongkan dalam terapi alternatif, merupakan salah satu terapi yang masih jarang terdengar padahal sudah diperkenalkan oleh sekelompok profesor ahli jantung di Amerika Serikat sekitar tahun '80an.

 

Konsepnya yang dianggap sebagian ahli termasuk simpel sebagai sebuah tindakan pencegahan maupun penatalaksanaan dini dari gangguan-gangguan pembuluh darah mungkin yang membawa terapi ini semakin populer belakangan ini.

Khelasi sendiri berasal dari bahasa Yunani, "chele" yang artinya capit, sehingga kemudian diartikan sebagai mencapit atau mencekik. Yang berperan sebagai capit disini adalah cairan asam amino artifisial yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah melalui infus, sedangkan yang dicapit adalah loganr-logam berat serta zat-zat penyusun plak pada pembuluh darah, yang tanpa bisa kita hindari beredar dalam tubuh kita sehari-hari mulai dari polusi yang mengandung logam berat seperti timah hitam, alumunium , merkuri, kadmium dan masih banyak lagi, kemudian asupan makanan seperti makanan-makanan berkolesterol dan kadar gula tinggi atau yang mengandung zat pengawet, pewarna, penyedap, dan sebagainya.

Sekilas Tentang Terapi Khelasi

Dari pendapat seorang ahli dalam asosiasi resminya di AS mengapa khelasi ini kerap digolongkan dalam tindakan pengobatan alternatif adalah karena konsepnya memang sama sekali bukan berupa konsumsi obat-obatan medis, sementara tekniknya sendiri sama sekali jauh dari tindakan medis yang serius.

 

Pendapat ahli lain menggolongkannya dalam suatu teknik detoksifikasi dengan bantuan asam amino artifisial untuk menetralkan timbunan/endapan racun dalam proses aterosklerosis dari plak-plak pembuluh darah, dan karena itu lebih lazim digolongkan sebagai terapi alternatif tanpa peranan khusus obat-obatan tertentu.

 

Khelasi sendiri berasal dari bahasa Yunani, chele yang artinya capit, sehingga kemudian diartikan sebagai mencapit atau mencekik. Yang berperan sebagai capit disini adalah cairan asam amino artifisial yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah melalui infus, sedangkan yang dicapit adalah logam-logam berat serta zat-zat penyusun plak pada pembuluh darah, yang tanpa bisa kita hindari beredar dalam tubuh kita sehari-hari mulai dari polusi yang mengandung logam berat seperti timah hitam, alumunium, merkuri, kadmium dan masih banyak lagi, kemudian asupan makanan seperti makanan-makanan berkolesterol dan kadar gula tinggi atau yang mengandung zat pengawet, pewarna, penyedap, dan sebagainya.

 

Sesuai dengan prinsip dasar asal kata khelasi tadi, terapi khelasi dilakukan dengan memasukkan EDTA (Ethylene Diamine Tetracetic Acid), sebuah cairan asam amino artifisial yang dilarutkan di dalam 500ml cairan infus steril, ke dalam pembuluh darah penderita, dengan tujuan membersihkan pembuluh darah tersebut. Dengan pembersihan ini, plak-plak yang menyebabkan proses aterosklerosis pada pembuluh darah sebagai sumbatan itu dapat dihilangkan atau paling tidak dikurangi secara bertahap.

 

Proses dan Tahapan Terapi

 

Dalam tahapan terapinya, EDTA tadi bekerja dengan mengikat plak di seluruh dinding pembuluh darah dan merontokkan endapan tersebut perlahan-lahan untuk selanjutnya dibuang melalui ginjal dan cairan urin.

Mengapa perlahan-lahan, karena ikatan yang ditimbulkan zat-zat racun yang menyusun plak tersebut seperti logam-logam berat sebenarnya sangat kuat, dan ini membuat EDTA harus melakukan kerjanya secara bertahap walaupun menurut teori, secara keseluruhannya EDTA memiliki kemampuan untuk memecah endapan-endapan pada plak pembuluh darah itu.



Cara kerja bertahap ini membuat terapi khelasi hampir tidak mungkin bisa dilakukan hanya dalam satu sesi, melainkan dianjurkan untuk mengulanginya secara teratur sebanyak 2 kali seminggu dalam hitungan duapuluh sampai tigapuluh kali sesi terapi masing-masing selama 3-4 jam. Begitupun, pasien yang menjalani terapi dapat melakukannya sambil bersantai dan beraktifitas ringan di sekitar lokasi terapi tanpa harus duduk diam selama berjam-jam.

Dari masalah biaya, satu sesi terapi memang cukup memakan biaya yang tak murah bagi sebagian kalangan tertentu, namun tetap saja, publikasi yang memaparkan keuntungannya lantas akan membandingkan biaya terapi ini dengan sebuah tindakan operasi, yang jelas masih jauh lebih tinggi dibandingkan keseluruhan terapi khelasi ini.


 

Penyakit Yang Dapat Diterapi dengan Khelasi

Berdasar prinsip pembersihan atau detoksifikasi pada pembuluh darah untuk melancarkan aliran darah dalam hubungannya dengan nutrisi organ-organ tubuh tersebut, terapi ini dapat diberikan pada penderita penyakit-penyakit yang berhubungan dengan aktifitas pembuluh darah seperti penyakit jantung koroner serta pengerasan dan penyempitan pembuluh darah (proses aterosklerosis) lainnya, tekanan darah tinggi, hiperkolesterol, diabetes mellitus, stroke, hingga sekarang berkembang dari berbagai penelitian terhadap penyakit-penyakit lain seperti rematik, radang dan pengapuran sendi, impotensia, Parkinson, penurunan fungsi organ lainnya bahkan demensia senilis (kepikunan) yang sering menyerang lansia serta sekedar pencegahan terhadap penuaan dini dan penurunan vitalitas sekali pun.

 

FaktorYang Harus Diperhatikan

Pembuangan sisa endapan yang hampir keseluruhan dibuang melalui ginjal tersebut membuat penderita yang memutuskan untuk menjalani terapi ini juga harus mutlak memiliki fungsi ginjal yang baik, demi pengeluaran (ekskresi) zat-zat racun pada plak tadi secara maksimum.

 

Hal ini bisa dilakukan lewat pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu untuk memantau fungsi ginjal apakah mengalami gangguan atau tidak, serta perlu juga memantau fungsi hati serta kadar mineral dalam tubuh minimal di awal terapi atau setiap selesai 10 sesi terapi.

Menyangkut masalah ginjal, karena kerja ekstra ginjal sebagai salahsatu pengatur cairan tubuh yang utama untuk mengatur ekskresinya, penderita juga biasanya dianjurkan banyak minum dan buang air kecil selama menjalani terapi agar pembuangan zat-zat racun ini bisa berlangsung lancar.

Sementara, efek samping yang harus diperhatikan salah satunya adalah hipersensitifitas seseorang terhadap kandungan asam amino buatan sebagai penyusun utama EDTA sendiri. Efek yang bisa muncul adalah gatal-gatal dan kemerahan pada kulit sebagai salahsatu bentuk alergi, namun efek samping ini masih bisa ditolerir dengan beberapa pilihan obat-obatan antialergi.


Melihat cara kerja yang dipublikasikan dari terapi ini, mungkin tak bisa dipungkiri juga bahwa pengobatan alternatif yang satu ini tergolong cukup istimewa dan menjanjikan, namun bagaimanapun juga, tindakan pencegahan dengan menjaga asupan makanan dan gaya hidup sehat seperti istirahat cukup dan olahraga secara teratur tetap harus menjadi prioritas utama sehubungan dengan aktifitas pembuluh darah dalam menjaga keseluruhan sistem tubuh tetap dalam keadaan sehat ini.